Follow Us @soratemplates

Saturday, August 25, 2018

Ikhtiar Hamil (#Part 7) : Terapi Akupuntur

August 25, 2018 2 Comments
Dahulu saya pernah berdoa,
Ya Allah kalau ada penelitian atau apa pun untuk program kehamilan, saya rela ya Allah. Karena duit yang saya punya terbatas untuk mengikuti berbagai macam program hamil lainnya. Mau sekali bayi tabung atau inseminasi, mudahkan rezeki kami ya Allah..
Kurang lebih seperti itu, entah di tahun 2017 apa 2018 saya sempat berdoa seperti itu.
Tiba-tiba di grup PCOS Facebook ada yang nge-post mengenai penelitian efek akupuntur pada wanita yang terserang PCOS di RSCM.  Sistemnya adalah calon responden akan melakukan seleksi tahap awal, yakni periksa lab dan periksa ke dokter untuk dilakukan USG (dengan biaya sendiri). Bila memenuhi syarat, maka akan diberikan terapi akupuntur gratis selama penelitian berlangsung. Setelah diskusi sama suami, dia menyuruh saya untuk mencoba saja program tsb, sekalian cek lab, kalau lolos ya Alhamdulillah, kalau gagal yaudah.  

Tanggal 10 April 2018
Saya janjian dengan dr. Lydwinna untuk ke Lab ambil darah dan antre di poli endokrin. Saya bertanya-tanya, kenapa ke endokrin? Setelah saya googling ternyata ada hubungan antara hormon insulin dengan para pejuang PCOS. Ada yang PCOS dengan resistensi insulin dan ada yang tidak. Berdasarkan hasil percakapan saya dengan dr. Lydwinna dan dr. Wina, penelitian mereka ini memiliki persyaratan yaitu :
1. Besar folikel telur >10 mm
2. Insulin Resistance

Alhamdulillah saat itu telur saya sudah besar dan dinding tebal, pertanda akan mens. Tinggal tunggu kelanjutan hasil dari tes darah untuk melihat apakah saya PCOS yang resistensi insulin apa bukan.

Tanggal 11 April 2018
Hasil Lab diumumkan dan mulai hari itu saya resmi menjadi PCOS dengan Resistensi Insulin, itulah kenapa saya dikasih obat Metformine, Diaformine atau Inlacin. Untuk besar nilai HOMA IR (Insulin Resitance) nya mohon maaf saya lupa berapa, yang pasti indeks tsb berasal dari perhitungan gula darah kita ketika puasa dan insulin ketika puasa (CMIIW ya)

Resistensi Insulin itu apa sih?
Wanita yang memiliki PCOS sering memiliki reseptor insulin yang tidak berfungsi efisien. Hal ini menyebabkan kondisi yang dikenal sebagai resistensi insulin, yang memaksa pankreas untuk memproduksi insulin lebih banyak dan lebih untuk mendorong glukosa ke dalam sel.Insulin ini merangsang hormon testosteron/androgen pada PCOS meningkat sehingga menghambat kerja folikel untuk berkembang. Resistensi insulin disebut juga sebagai Diabetes tipe 2, dimana bila dibiarkan maka beresiko sakit jantung, stroke, gagal ginjal, dll.*
Kurang lebih seperti itu..

Setelah diskusi dengan dr. Lydwina untuk mulai terapi kapan dan dimana, ternyata langsung dimulai dong terapi nya hari itu juga. Dengan bermodalkan nekad, tapi tetep deg-deg ser, saya dengan gagah berani datang ke tempat praktek beliau. FYI, dr. Lydwina adalah dokter umum yang sudah punya ijin praktek akupuntur, cuma sekarang dia lagi ambil Sp. Ak nya aja makanya melakukan penelitian ini. 

Responden untuk penelitian ini kurang lebih 32 orang (CMIIW) dengan persayaratan  seperti yang saya sebutkan tadi itu. Kalau dr. Lydwina melihat efek akupuntur terhadap insulin resisten sedangkan dr. Wina melihat efek akupuntur terhadap besar folikel telur.


Terapi direncanakan untuk dilakukan selang-seling (kalau tak ada halangan), sebanyak 12x pertemuan atau disebut 1 periode. Kata dr. Lydwina, memang gak langsung hamil dengan dilakukan akupuntur ini, biasanya 2-3x periode baru terjadi perubahan. Akupuntur ini membantu untuk melancarkan peredaran darah, gak heran kalau terapi ini banyak peminatnya dan bisa menyembuhkan banyak penyakit. Untuk PCOS manfaat akupuntur bisa kalian lihat di website ini ya. 

Honestly, bagi mamak-mamak yang juga kerja dan rumahnya jauh sekali diujung dunia (padahal cuma di Bekasi, wkwk), ini sungguh melelahkan. Mungkin tanpa sadar juga saya malahan jadi stress . Capek di kantor, capek ke tempat terapi, lebih tepatnya capek di perjalanan nya. Bahkan beberapa mamak menyerah di tengah jalan karena gak sanggup bolak-balik nya. Hingga tibalah pengujian akhir dengan ambil darah dan di usg kembali. 

Hasilnya adalah insulin  puasa saya malahan naik dan sempat telat mens hingga 7 hari, yang berarti telur belum matang sempurna. And you know what? Hasil yang baik terjadi pada Ibu Rumah Tangga yang tidak bekerja, mungkin emosi mereka lebih stabil kali ya daripada mamak-mamak pekerja terutama wilayah jabodetabek yang suka kena macet. 

Karena hasil yang masih jelek, dr. Lydwina dan dr. Wina mengambil kebijakan untuk memberikan 1x periode lagi gratis secara cuma-cuma. Bedanya adalah tidak diberika plester di kulit sebelum jarumnya ditusukan. Kebayang dong sakitnya.. 
Iya saya cemen banget kalau soal suntikan, karena kulit saya sangat sensitif. Terapi 12x yang pernah dilakukan sepertinya gak bikin saya kebal sama jarum akupuntur .  

Surprisingly, jarum akupunturnya ditaro sampai ke kepala lho. Itu sumpah seremin hahaha (maapkan saya cupu). Di periode kedua ini dr. Lydwina pun memberikan variasi di setiap kunjungan. Kunjungan ke sekian dan sekian harus di punggung. Kunjungan ke sekian, ditambah dengan penyinaran. Sampai waktu dimana saya berada di titik terjenuh dan stress teramat sangat. Setelah kunjungan ke-4 saya menyerah. Saya pilih untuk stop terapi tsb, dan pilih untuk relaksasi dan stress controlling sendiri. 

Saya percaya semua pengobatan pasti ada manfaatnya, meskipun hasilnya belum terlalu kelihatan di saya, tapi lingkar pinggang saya berkurang sekitar 3cm kalo gak salah. Selama di akupuntur juga keinginan untuk nyemil nya gak terlalu besar, oleh karena itu akupuntur juga sering dipakai bagi mereka yang ingin badannya kurus. So buat kamu PCOS fighters jangan takut ya sama akupuntur, semua balik ke masing-masing orang kok ada yang terasa sakit ada yang engga, katanya sih tergantung titik saraf yang kena saat jarumnya ditusukkan.

Jangan lupa, Allah Maha Melihat dan Mengetahui usaha hambaNya. Jangan pernah takut untuk mencoba sesuatu yang baru demi penyembuhanmu. Perihal anak adalah bonus yang Allah akan berikan pada kita .



Sumber :
*http://www.wishingbaby.com/pcos-dan-resistensi-insulin/




Tuesday, August 7, 2018

Take a Chance, Make a Change

August 07, 2018 0 Comments

Setiap manusia diberikan berpuluh-puluh, ratusan, bahkan ribuan kali kesempatan yang diberikan oleh Tuhan kepada kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Tapi kebanyakan dari kita sadar akan kesempatan tsb hanya hitungan jari saja. Itulah mengapa sering kita mendengar dengan kesempatan kedua, bukan kesempatan yang ketiga atau keempat. Kita selalu menganggap itu adalah kesempatan kedua, padahal sudah banyak kesempatan kedua lainnya yang sudah kamu lewati begitu saja tanpa kamu sadari. Kesempatan kedua itu sebenarnya adalah saat mendapatkan hari telah berganti ketika kamu bangun di pagi hari.

Manusia dikatakan makhluk yang sempurna karena memiliki akal dan pikiran. Kita bisa menentukan baik dan buruk dalam setiap berperilaku, berbeda dengan makhluk Allah lainnya. 
Lantas kenapa masih banyak terjadi kejahatan di dunia ini? Karena nafsu juga diberikan oleh Allah secara cuma-cuma kepada manusia. Bilamana mereka yakin setiap perbuatan pasti dilihat Allah, pasti manusia akan memakai akal, pikiran, nafsu mereka di jalan yang baik.

Bahkan banyak dari kita, manusia, yang meminta selalu diberikan kesempatan kedua pada orang yang merasa dia sakiti, padahal sudah berkali-kali dia lakukan :  
menyakiti-mohon maaf-mengulang kesalahan kembali
Siklus tsb bagaikan lingkaran setan yang terus menerus berputar dan sulit berhenti. Namun sampai kapankah kita bisa memberikan kesempatan kedua pada seseorang? Terkadang ada rasa tidak enak, segan, kasihan, atau mengatas-namakan cinta, sehingga kesempatan kedua sering kita berikan pada orang yang keasyikan dengan ego mereka sendiri tanpa mementingkan perasaan kita.
 

Sebelum semuanya terlambat, sebelum kamu dipanggil kembali oleh Tuhan untuk meninggalkan dunia ini, sebelum orang tersayang meninggalkan kita, maka putuskanlah kamu ingin menjadi siapa di hari esok. Seperti di salah satu lirik lagunya Kelly Clarkson yang berjudul "Breakaway" : take a chance, make a change. 

Hidupmu tidak akan berubah bila kamu tidak mengambil sebuah pilihan, berhenti atau tidak akan berhenti sama sekali