Follow Us @soratemplates

Monday, December 31, 2018

Di Penghujung Tahun 2018

December 31, 2018 0 Comments
Selama 2018 kemarin kamu sudah melakukan apa saja teman-teman?
Apakah semua yang ingin kamu capai sudah terpenuhi?
Saya termasuk orang yang merugi sepertinya.. :(
Memang di tahun 2018 ini saya tidak memiliki misi khusus ataupun list-list seperti kebanyakan orang. Mungkin karena memang saya bukanlah tipe yang ambisius.


Resolusi 2018 kemarin itu saya hanya ingin :
- menjadi istri solehah
- bisa menyeimbangkan otak kanan dan kiri
- bisa lebih memanjakan hati dan pikiran. 

Nyatanya gimana? hihihi masih jauuuh sekaliii dari angan-angan.

- menjadi istri solehah
Ini masih dalam fasa belajar dan memperbaiki diri sih, susah banget yah menjadi muslimah dan istri solehah sejati tuh, banyak setannya. Alhamdulillah saya mulai belajar pelan-pelan untuk pakai kaos kaki (meskipun masih kadang suka gak pake) dan pelan-pelan belajar meninggalkan musik. Yang tadinya kerja dengerin musik, diubah jadi dengerin ceramah atau murotal juz 30, kadang ampuh, keseringan bikin ngantuk wkwk.

- bisa menyeimbangkan otak kanan dan kiri
Alhamdulillah saya punya ipad sekarang, meskipun masih nyicil alias belum lunas hahaha. Coba mulai gambar-gambar lagi pakai adonit di ipad, eh tapi ternyata kurang presisi. Jadi saya ingin beli apple pencil nanti ketika duit bonusan sisa banyak haha. Ada perasaan bahagia ketika sudah menggambar tuh. Yah sekarang sih lebih kepake untuk nonton youtube atau drakor aja ipad nya.
- bisa lebih memanjakan hati dan pikiran. 
Poin ini ternyata sulit lho untuk saya dan suami yang penghasilan nya ngepas untuk cicilan rumah, biaya perawatan mobil, sembari ikhtiar ke dokter huhu. Alhasil terakhir ke dr. Bote itu bulan Oktober lalu, sudah 2 bulan saya tak mampir kesana. Rasanya mau rehat sejenak sembari nabung untuk sekalian insem. Mungkin iya kami tuh butuh liburan.. Mungkin ketika kami sedang masa relax tanpa mikir ini itu, siapa tau Allah kasih, Aamiin Ya Rabbal Alamin ^^

Kemudian untuk tahun 2019 besok, gimana?

Sepertinya resolusi nya akan tetap samae, cuma sedikit ada tambahan, yaitu : "Paksakan untuk menabung". Dengan adanya tabungan sepertinya akan lebih mudah untuk memanjakan hati dan pikiran hihi. Duitnya bisa dipakai untuk berlibur ataupun inseminasi. Ingin membiasakan nabung lagi seperti masa-masa mau nikah dan mau beli rumah. Nabung itu katanya harus disisihkan terlebih dahulu, bukannya menunggu duit habis baru ditabung. Semoga bisa istiqomah ;)




Saya berharap di tahun 2019 nanti segala sakit di hati dan kenangan buruk masa lalu akan menghilang tanpa bekas, tak ada lagi iri dengki, dendam dan penyakit hati lainnya. Semakin menyadari bahwa kehidupan di dunia ini hanyalah sebuah persinggahan dan kehidupan di akhiratlah yang kekal. Membenahi diri satu sama lain untuk membentuk keluarga yang sesuai ajaran Al Quran dan Sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam. Aamiiin :')

Terima kasih 2018, selamat datang 2019.

Thursday, December 6, 2018

Teruntukmu, Hujan

December 06, 2018 0 Comments


Aku selalu suka hujan..
Setiap rintik yang jatuh ke bumi selalu membawakan kenangan
Kenangan yang mudah terkuak meskipun berakhir menyakitkan,
Pengungkit cerita antara kamu dan dirinya

Hujan itu romantis kataku.
Pemberi rasa dan suasana yang indah.
Pengingat rindu akan orang terkasih.
Ada sensasi yang tak bisa diucapkan dan dideskripsikan ketika berdiri di tengah hujan.
Suara, aroma, dan suasananya lah yang selalu membuatku rindu ketika musim kemarau datang.
Dari sejak tetesan pertama yang menimbulkan aroma khas, petrichor namanya,
berlanjut dengan rintuk hujan yang semakin lama semakin deras,
hingga berakhir dengan sebuah pelangi yang terlukis di langit bersih.

Hujan itu pembawa berkah untuk bumi dan seisinya,
hingga tak heran mengapa Allah menjadikan nya sebagai waktu mustajab untuk berdoa.
Dia basahi seluruh permukaan bumi tanpa pilah pilih, 
mengalir dari hulu ke hilir, dataran tinggi ke rendah,
hingga ke sela-sela tanah yang meretak gersang di musim kemarau.

Mungkin iya aku ini Pluviophile, si Pemuja Hujan.
Mungkin bukan 100% katamu ketika mendengar aku masih memakai payung dan jas hujan.
Bukan karena takut basah, tapi takut tak bisa menyelesaikan tanggung jawabku keesokan harinya sebagai pekerja.
Dulu ketika setiap hari hanyalah waktu untuk bermain, aku adalah Pluviophile sejati.
Tak pernah segan untuk berlari tanpa pelindung saat hujan turun dengan derasnya mengguyur bumi, 
tak pernah lelah dan merasakan sakit seperti sekarang, di zaman yang kian modern nan canggih ini.

Hujan di bulan Desember kali ini terasa syahdu.
Ketika jenuh kerja meradang, mendung penyelimut bumi lah yang menyemangatiku.
Ketika pikiran penat dan hati dipenuhi amarah, rintik hujan lah penangkalnya.
Ketika jiwa manusia yang tak pernah puas mulai bergejolak, turunnya hujan menjadikanku bersyukur masih diberikan rumah yang sangat layak dibanding mereka yang tak beruntung.
Meskipun untuk beberapa orang kamu selalu dimaki,
Tapi kamu, hujan, adalah salah satu tanda bahwa Allah penyayang umatNya.
Bila suatu saat nanti kamu tak hadir sepanjang tahun hingga bertahun-tahun lamanya, 
aku rasa itulah saatnya semesta telah sampai di penghujung usia.