Well, memang sepertinya saya ini sangat melankolis, mudah sakit hati, selalu menyalahkan diri sendiri bila gagal, dan ternyata ini seperti berhubungan dengan sifat saya yang cukup perfeksionis.
Sudah bukan waktunya saya menangisi setiap kegagalan. Sudah saatnya saya harus MOVE ON kembali ke kehidupan nyata, bahwa hidup itu sangatlah kejam. Bahwa kegagalan itu adalah lumrah, alamiah, dan manusiawi. Sekarang ini saya harus segera bangkit kembali menantang hari esok, mencari rezeki dimana saya akan bekerja, guna menyalurkan ilmu yang saya punya, dan meningkatkan kemampuan diri di dunia kerja.
Bang Andi :
Teknik itu ada saat sedang perang, dimana mereka harus menyebrang antar daerah, karena itu butuh pembangunan. Muncul -lah sipil, mesin, elektro. Kemudian berkembang menjadi metalurgi, material, biproses, dsb. Karena itu anak teknik diajarkan untuk kuat, tangguh dalam menghadapi segala kondisi.Setelah itu, saya baru sadar. Benar sekali kata Bang Andi, dia selalu bisa membakar semangat saya.
Kita, anak teknik, diberikan keunggulan menjadi pembelajar yang cepat. Jadi kamu coba open minded, jangan diem di rumah terus. Baca apa pun yang bisa dibaca dan nambah ilmu pengetahuan. Politik, sosbud, ekonomi, teknologi metal misalnya, dsbnya.
Saya harus bangkit kembali, mereka saja bisa kenapa saya tidak bisa?
Rejeki orang memang berbeda dengan jalannya masing-masing. Mungkin saya termasuk orang yang harus banting tulang untuk meraih rejeki saya itu.
Karena itu saya baru saja buat mind map mengenai rencana jangka pendek, menengah, dan panjang saya.
Saya HARUS BISA mengembangkan segala potensi diri saya, yang selama ini tertutupi oleh ke-melankolisan saya.
Bismillah... "Allahumma yassir wala tu`assir" (Ya Allah mudahkan urusan ini dan jangan dipersulit)
No comments:
Post a Comment