Follow Us @soratemplates

Thursday, March 1, 2018

Introspeksi Diri

Manusia dan segala kekurangannya, tak akan pernah habis untuk disebutkan.
Tak akan habis pula keinginan, hasrat dan ambisius nya.
Kadang saya terlena dengan indahnya rencana Tuhan yang diberikan pada saya, menjadikan saya riya' dan tanpa sengaja membuat iri orang lain yang mungkin sedang dalam keadaan tidak bersuka ria, patah hati atau lainnya.
Instropeksi saya yang selama ini masih sangat saya ingat adalah riya' akan hal ini :

  1. masuk UI (ini pun saya baru ngeh ketika lihat status saya berapa years ago di facebook)
  2. foto cute atau mesra dengan sang mantan (kala itu)
  3. patah hati (yap, saya merasa kala itu begitu riya' untuk menyebar nya di sosmed, mungkin pengaruh sifat saya yang begitu extrovert, atau hanya sebatas ingin memberitahu dunia bahwa mantan saya telah jahat, wallahu'alam)
  4. bertemu suami (saat mulai menjalin hubungan lebih serius)
  5. menikah dan kehidupan after married.

Pada saat itu saya tak pernah berpikir menjadi orang lain yang melihat postingan saya. Sekalipun berpikir pasti pikiran saya seperti ini : "pasti mereka juga bahagia, lihat aku bahagia"
Padahal nyatanya sih belum tentu. Mungkin saja saat orang lain melihat itu ada  yang sedang berjauhan dengan istri/suami (LDM), sedang menunggu jodoh atau menanti dilamar kekasih hatinya, atau sedang dalam masa transisi baru habis bercerai.
Kemudian sampailah waktu dimana saya sekarang ini. Ketika melihat beberapa socmed teman-teman kerja , SMA atau kuliah ketika mereka menge-share sesuatu yang saya belum miliki (red : anak).
Tak munafik, iya ada iri di hati ini. Seakan-akan saya ingin berkata kasar,
"Yaelah gausah dipamerin juga sih anaknya.."
"Iyaa.. gw tau anak lu lucu banget, tapi gak harus update tiap hari juga kan!"
"Sebegitu pamernya kah sampai pakai kata-kata yang penuh cinta kasih padahal sebelumnya mah boro-boro"
Tapi kemudian mencoba ber-positive thinking melihat itu semua,
"Oh lucu yaa.. wajarlah mamah muda, baru ngerasain punya anak, masih euforia, mungkin saat nya tiba juga akan seperti itu"
Pada akhirnya saya sadar, wujud riya pada diri tiap orang itu berbeda-beda, mungkin ada yang sadar alias sengaja, ada juga yang tanpa sadar. Kebanyakan dari kita adalah karena tidak sadar akan hal itu.
Seperti pepatah, semut di lautan tampak, tapi gajah di pelupuk mata tak tampak.


Di tahun 2017 kemarin itu benar-benar masa transisi sekali, ketika umur 25 menjadi 26 tahun, menjelang akhir tahun 2017 saya mulai berharap tidak melakukan hal riya' lainnya dan berkelanjutan di tahun 2018 sekarang ini.

Pada semua yang pernah tersindir atau tersakit atau merasa saya terlalu riya', mohon dibukaan pintu maaf sebesar-besarnya. Kita mulai lembaran yang baru yuk sembari memulai tahun yang baru ^^



2 comments: